Meningkatkan Literasi Perubahan Iklim Upaya Adaptasi dan Mitigasi

Foto salah satu Narasumber/Pembicara sedang memberi materi

koin.or.id, 03/06/2023, Talk Show Adaptasi Perubahan Iklim di Tambak Udang Windu Tradisional (Extensive), dilaksanakan di halaman Kantor Pemerintah Desa Mattombong, Kec. Mattiro Sompe, Kab. Pinrang. Kegiatan ini dilaksanakan mulai jam 08.00-15.00 WITA. Sebelum acara talkshow peserta besama sama melihat hasil panen udang windu di tambak pendampingan, model pendampingan untuk mendapatkan SOP yang tepat di masing masing wilayah dan menciptakan trainer local yang dapat mempengaruhi positif pada wilahnya dan menjadikan petambak madiri dan Tangguh mempunyai semangat untuk berinovasi.


Foto panen bersama di Tambak Demplot/Percontohan


Kegiatan Talk Show dan launching buku SOP “Budidaya udang windu tradisional yang berpedoman pada standar Internasional“ adalah salah satu kegiatan dalam program GRAISEA 2. Konservasi Indonesia-KOIN sebagai mitra Oxfam di Indonesia, bekerja sama dengan PT. Alter Trade Indonesia (ATINA), BBPBAP Jepara, BPBAP Takalar, BMKG Wilayah IV Makassar, dan Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dengan harapan produsen skala kecil dalam rantai nilai udang dapat melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Literasi dan tools dalam melakukan adaptasi dan mitigasi menjadi fokus dalam kegiatan ini yang belokasi di Desa Matombong kecamatan Lanrinsang kabupaten Pinrang.

Untuk menunjang pola adaptasi dan mitigasi, dalam kegiatan ini terdapat kurang lebih 50 doorprize alat pengukur instrumen lingkungan yang dapat digunakan ditambak, doorprize diberikan kepada peserta dengan cara diundi "kami menyiapkan 50 doorprize untuk petambak skala kecil yang ikut dalam kegiatan ini, harapanya dengan ini, petambak bisa mengukur kualitas lingkungan tambaknya, menghadapi cuaca ekstrim akibat perubahan iklim butuh data yang valid" ucap Yusuf Project Manager KOIN

Foto penyerahan Doorprize kepada pemenang undian

Tidak hanya doorprize, dalam kegiatan ini terdapat narasumber yang kredibilitas dan kiprahnya di sektor budidaya air payau dan klimatologi sudah tidak diragukan, terdapat 3 narasumber dalam kegiatan ini, (1) Supito S.Pi, M.Si (Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau-BBPBAP Jepara) (2) Nur M. Juniyanto (Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau-BPBAP Takalar) (3) Hanif Hamzah, SP (Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar), tidak cukup dengan narasumber yang kredible, tapi juga moderator yang cukup dekat dengan petambak, Nur Laela B (Penyulus Perikanan Kab. Pinrang).

Narasumber pertama Supito, menenjelaskan dampak perubahan iklim terhadap tambak tradisional, ia menjelaskan mulai persiapan lahan, manajemen kualitas air yang terjadi secara fluktuatif akibat perubahan iklim, konstruksi lahan tambak yang perlu dirubah agar memaksimalkan persiapan lahan, dan perlakuan seperti kultur probiotik yang dapat membatu mempertahankan kwalitas lingkungan tambak dan daya tahan udang pada saat perubahan cuaca yang drastis, dan penggunaan kapur pada saat persiapan maupun pada saat budidaya.

Dilanjut Juniyanto sebagai Narasumber kedua, Ia fokus menjelaskan pada manajemen kesehatan udang dan manajemen penyakit. Ia menjelaskan biosecurity (entry level, internal, exit level) menurutnya biosecurity dapat ditinjau dnegan perlakuan teknis seperti, kualitas benur, manajemen kesehatan udang, manajemen kualitas air, dan pembuangan air sisa siklus sebelumnya. Tak cukup itu, Juniyanto juga menjelaskan karakter udang sebagai crustacea, dan fase penyakit dalam pertumbuhan atau umur udang.

Hanif, sebagai narasumber ketiga memulai sesinya dengn menjelaskan hal2 yang definitif, pengertian Perubahan iklim secara umum, dan perbedaan antara iklim dan cuaca. Setelah rampung menjelaskan dan mengajak interaksi peserta, hanif langsung beralih ke materi terkait data informasi BMKG yang dapat diakses oleh semua petambak. Disini layar menampilkan banyak data, dan Hanif menjelaskan satu persatu, mulai dari bagimana membaca data yang ada dan data prediksi BMKG 2023 untuk Kabupaten Pinrang, yang selanjutnya biasa di gunakan petambak untuk membuat skedul budidaya dan melakukan pencegahan kegagalan apabila poyeksi iklim/cuaca berubah drastis.
Setelah masing-masing narasumber memaparkan materinya, dibuka sesi pertanyaan oleh moderator, dan dari ke 3 materi mendapat respon bergam dari peserta, respon itu berbentuk banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Hal ini merubah format talkshow menjadi format diskusi interaktif.


Foto Launching Buku Teknis dan Manajemen Budidaya Udang Windu Berkelanjutan​

Tepat pada jam 15.00 sesi talkshow ditutup oleh Nur Laela sebagai moderator, kegiatan dilanjut Launching Buku "Teknis dan Manajemen Budidaya Udang Windu Tradisional (Ekstensive)" dalam peluncuran ini Hendra Gunawan sebagai Salah satu penulis buku ini mempresentasikan maksud, tujuan, dan isi dalam buku tersebut "Buku ini dibuat melewati kajian dari beberapa permasalahan kegagalan pada setiap tahapan budidaya, beberapa solusi sederhana yang mudah di aplikasikan oleh petambak terutama pada saat perubahan cuaca, pencegahan kegagalan lebih penting dibandingkan dengan penanganan potensi udang mati. Udang yang mati bukan hanya dari faktor pemyakit tetapi juga dari faktor perubahan cuaca yang drastis. Setiap manusia di wajibakan beriktiar salah satunya mencari solusi pada setiap masalah yang muncul. bimbingan teknis Balai takalar dan jepara, semua teknis dan manajemen budidaya tertuang lengkap dalam buku ini, jadi Bpk/Ibu semua, kami harap dengan adanya buku ini, dapat membawa kebermanfaatan untuk petani tanbak tradisional di kab. Pinrang, utamanya dalam melakukan adaptasi perubahan iklim dengan melibatkan para pihak terkait temasuk memberikan peran pada perempuan di sekitar lingkungan/keluarga untuk bersama sama memberikan peran yang positif" Tutup Hendra