BUDIDAYA UDANG WINDU YANG SANGAT MENJANJIKAN

 

BUDIDAYA UDANG WINDU YANG SANGAT MENJANJIKAN

Udang windu/tiger termasuk komoditi yang masih diminati selain udang Vannamei. Meski dahulu bisnis budidaya udang windu sempat menurun karena serangan penyakit bintik putih, sekarang ini budidaya udang windu mulai digeluti kembali oleh beberapa peternak untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam maupun luar negeri. Udang windu memiliki karakteristik sebagai berikut :

  Bentuk kepala dan perutnya menyatu (cephalothorax), dengan kepala terdiri atas 5 ruas, sedangkan perut terdiri dari 8 ruas.

  Udang windu memiliki rostrum yang merupakan perpanjangan kelopak mata yang berbentuk meruncing.

  Kaki jalan 1-3 bercapit dan terlindung oleh lapisan kitin hingga segmen abdomen pertama.

Setelah mengetahui karakter udang windu, berikut adalah yang harus di siapkan lahan yang baik, persipan lahan menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilan budidaya dan harus menjalankan SOP yang baik seperti apa yang dialami oleh Bapak Kemis salah satu pendega di tambak wilayah Sedati.


Bpk. Kemis selama bekerja sebagai pendega, tantangan yang besar dalam melakukan aktifitas di wilayah Sedati kualitas air sungai dan pada bulan tertentu banjir ROB sehingga sangat menggangu aktifitas budidaya.

Semenjak 3 tahun yang lalu panen udang mengalami kegagalan, Saya (kemis) dan pemilik Drs. Sugiarto mencari solusi bagaimana agar hasil budidaya meningkat lagi seperti 5 tahun yang lalu, kurangnya arahan teknis atau pendampingan menjadi semakin sulit mencari solusi, sempat beralih ke budidaya vaname namun tetap panen tidak maksimal dan hasil sedikit dan tidak sesuai dengan biaya operasional,

Sejak di tawarkan oleh PT. Alter Trade Indonesia (ATINA) untuk tambaknya di jadikan tambak percontohan pendega sangat senang karena harapan ada untuk perbaikan peningkatan, total petakan 5 petakan tambak 1 petakan di jadikan tambak percontohan sedangkan unit lain dengan metode yang selama ini di jalan.

ATINA bekerjasama dengan Balai Besar Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara untuk bimbingan teknis dan juga Balai Besar Budidaya Air Payau (BBBPAP) Situbondo untuk aplikasi pakan alami Phronema Sp yang spesies ini tumbuh banyak di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Siklus pertama hasil panen langsung meningkat dan pertumbuhan udang cepat, Surval rate/angka kehidupan udang sampai 39 % yang sebelumnya di bawah 10%. Pada siklus kedua pada petakan yang lain mengikuti SOP yang di sarankan oleh ATINA, dan hasilnya cukup meningkat. Peningkatan pendapatan cukup untuk menutupi kegagalan sebelummya dan bisa memperbaiki lahan tambak secara bertahap. Saat ini masuk pada siklus ke tiga pertumbuhan udang cukup baik walaupun cuaca ekstrem. (Hg)*